LIBURAN KENAIKAN KELASKU -->

LIBURAN KENAIKAN KELASKU

Kamis, 15 Oktober 2020

LIBURAN KENAIKAN KELASKU 

Oleh : Alvin Ardiansyah Putra


Pada saat itu ,tepat nya  pada hari selasa jam 10 pembagian rapot dilaksanakan di sekolah. Aku dinyatakan naik ke kelas XII dengan nilai yang cukup baik. Meskipun aku tidak masuk rangking, aku tetap senang karena bagiku yang penting adalah aku naik kelas dan tidak diremedial. Akhirnya aku pun bisa menikmati liburan panjang yang menyenangkan.

Sudah terbayang olehku bahwa Ayah dan Ibu akan mengajakku berlibur ke tempat wisata yang menyenangkan seperti biasanya. Bahkan, aku sudah menyiapkan baju dan perlengkapan lainnya sejak jauh-jauh hari. “Kali ini aku akan berlibur kemana ya?” Tanyaku dalam hati. “Ah, kemanapun itu, yang penting liburanku menyenangkan!”

Aku pun lalu menemui Ibu dan Ayahku yang kebetulan sedang di meja makan. Lantas aku pun bertanya, “Ayah, Ibu, liburan kali ini kita akan kemana?” Terlihat Ayah dan Ibu saling pandang, dan kemudian Ayah pun berkata, “Nak, kali ini kamu liburan sama Ibu di rumah, ya. Soalnya, Ayah kali ini sedang ada tugas di luar kota. Nanti kalau ada waktu libur lagi, Ayah janji kita akan berlibur lagi seperti biasa.” Aku kecewa mendengar pernyataan itu. Namun, aku hanya bisa menerima keputusan dari Ayahku.

Hari-hari liburku pun hanya bisa kulewati di rumah saja. Sebetulnya, aku ingin sesekali pergi ke luar rumah, entah itu sendirian ataupun bersama teman. Namun sayangnya, Ibuku melarang dan aku pun malah disuruhnya membantu setiap pekerjaan rumah. Kalaupun aku ke luar rumah, biasanya hanya ke pasar saja, itu pun juga ditemani oleh Ibu.

Ibuku berkata bahwa aku tidak boleh keluar rumah karena Ibu ingin mengajariku cara mengurus rumah, memasak, mencuci, dan menyetrika baju selama liburan sekolah. Ibu mengajariku hal-hal tersebut agar aku bisa mandiri jika suatu saat nanti aku kuliah atau bekerja di perantauan.

Selain mengajarkan hal-hal tersebut, Ibu juga ingin supaya aku fokus belajar di rumah guna menyambut ujian nasional dan sejumlah ujan lain yang akan aku hadapi nanti. Jujur saja, aku sebetulnya ingin menolak apa yang Ibu lakukan kepadaku. Namun, apa boleh buat, aku hanya bisa menerima dan mengikuti saja apa yang Ibu perintahkan kepadaku.

Pada suatu sore, Ibu tiba-tiba mengetuk pintu kamarku. Aku pun membuka pintu dan berujar, “Ada apa, Bu?”

“Kamu sekarang mandi. Ibu tunggu di luar.”

“Loh, kita memang mau kemana, Bu?”

“Ibu mau ajak kamu ke taman kota. Ya, hitung-hitung liburan lah, masa mau di rumah terus?”

“Hah, yang betul? Baiklah kalau begitu, aku mandi dulu ya, Bu.”

Setelah mandi, aku dan Ibu pun kemudian bergegas ke taman kota. Meskipun hanya berjalan-jalan di sekitar taman kota, namun entah mengapa aku merasa sangat senang. Entah mungkin karena beberapa hari kemarin terlalu lama di rumah, atau mungkin karena ini pertama kalinya aku berjalan-jalan di taman ini sekian lama. Ah, apapun itu, yang jelas aku akan menikmati suasana menyenangkan ini.