Sumber : Kompasiana.com
Pancasila sebagai dasar negara artinya
ideologi Pancasila menjadi landasan, panduan dan pedoman resmi kehidupan
berbangsa dan bernegara. Indonesia, sejak pertama kali didirikan telah menetapkan
Pancasila sebagai dasar negara sekaligus ideologi negara. Kita, rakyat
Indonesia sudah selayaknya menempatkan Pancasila di posisi yang luhur dan
mulia, namun bukan berarti menuhankannya.Ada berbagai jenis kecerdasan diajukan
para pakar seperti Gardner yang melontarkan
The Theory of Multiple Intelligences. Gardner menyebutkan ada kecerdasan
linguistis, logis, spasial, gerak ragawi, musikal, interpersonal,
intrapersonal, dan naturalis. Di antara
jenis-jenis kecerdasan yang dikemukakan Gardner tersebut, maka kecerdasan
interpersonal dan intrapersonal sesungguhnya sudah tercakup ke dalam kecerdasan
ideologis. Kecerdasan interpersonal merupakan kemampuan menjalin hubungan
dengan orang lain, hal ini diperlukan dalam kecerdasan ideologis, karena kehidupan
berbangsa membutuhkan kebersamaan (Mitsein). Kecerdasan intrapersonal merupakan
kemampuan mengungkapkan jadi diri, hal ini diperlukan dalam kecerdasan
ideologis sebagai bentuk kepercayaan diri suatu bangsa dalam pergaulan antar
bangsa.
Ketika Daoed Joesoef mengetengahkan
nasionalisme dalam bentuk rasa cinta tanah air, maka dikemukakan ada 3 jenis
pemahaman seseorang tentang tanah air, yaitu tanah air secara fisik, formal,
dan mental. Pemahaman tentang tanah air dalam arti mental merupakan seperangkat nilai-nilai ideologis yang
memengaruhi ruang kesadaran warga negara, sehingga sikap mental dalam berbangsa
dan bernegara diwarnai nilai-nilai tersebut. Dalam konteks ideologi Pancasila,
maka nilai ketuhanan, kemanusiaan, kebangsaan, kerakyatan, dan keadilan
seyogyanya mewarnai sikap mental setiap warga negara Indonesia. Cinta tanah air
merupakan salah satu jenis kecerdasan ideologis, karena menyangkut kemampuan
seseorang atau warga negara untuk memiliki keterikatan atau keterlibatan secara
fisik, formal, dan mental dengan negaranya.
Kecerdasan ideologis juga memuat jenis
kecerdasan simbolis yakni kemampuan untuk memahami dan menerapkan simbol-simbol
kehidupan bernegara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Simbol negara seperti burung Garuda yang memuat sesanti Bhinneka Tunggal Ika
seyogyanya dipahami setiap warga negara sebagai simbol pemersatu bangsa dalam
keanekaragaman. Konflik yang mengatasnamakan agama, etnis, dan kelompok yang
terjadi di Indonesia belakangan ini lebih banyak ditimbulkan oleh rendahnya
kecerdasan simbolis. Jadi kita sebagai bangsa indonesia harus
selalu memerapkan pancasila sebagi pedoman bagi pedoman hidup kita, selalu
berpegang teguh pada kebenaran. Menerapkan panvasila sebagai lamdasan hidup
memepertahankan ideologi pancasila dalam kehidupan bangsa indonesia yang adil
dan makmur.