Langit
cerah seakan menemani hariku untuk beraktifitas hari ini.Sambil melihat ke
halaman belakang rumah melihat keluarga sedang duduk bercengkrama bersama.
Bukan soal yang membahagiakan melainkan tentang sang virus yang membuat gelisah
semua manusia di muka bumi ini, ya itu adalah perkara Covid-19 atau biasa
disebut Corona.
Virus
yang mewabah kali ini membuat aku dan keluarga bisa berkumpul kecuali satu orang
yaitu kakakku, kak raya tidak bisa
pulang karena wabah ini, dan dia merayakn puasanya tahun ini di negri orang.
Mau sedihpun juga percumasaja karena itu demi kebaikan dia dan keluarga juga.Karena
teman se-kosannya Positif covid-19 dan walaupun dia tidak positif tetapi dia
mempertahankan dirinya disana untuk melindungi terkena dampak tersebut saat
menju perjalanan pulang.
Apalagi
mengingat tetangga yang begitu sangat banyak termakan omongan dan membuat
kakaku takut untuk pulang, karena bisa-bisa dia tidak dibolehkan masuk ke
komplekrumah karena mendengar kabar soal temannya yang positif itu.Entah
mengapa di saat sekarang ini sudah banyaksaja menyebar berita bohong atau hoax,
yang sedikit aja ada yang batuk, bersin, langsung dituduh terkena covid-19.
Ketakutan itu membuat dampak buruk dan mencemaskan di sekitaran komplek ini,
semua orang saling mencurigai satu sama lain, kalau ada yang baru pulang
bekerja mereka akan menjadi was-was untuk berselisih dijalan, karena mereka
berfikir bisa saja orang itu tertular dijalan, tempat ibadahpun sudah lama
kosong.
***
“Kapansih virus ini
lenyap, udah lelah aku dirumah aja ngak ngapa-ngapain masa aku tidur, makan aja
ntar aku lama-lama bisa gendutdeh” Ucap
bu risma
“Sabar atuh buk,
namanya juga ujian dari allah tanpa kita sadari hal itu membuat kita punya
waktu berkumpul bersama keluarga dan bisa beribadah dirumah bu’’ yang menjawab adalah ibuku
“sabar sih sabarbuk, suntuk tau dirumah aja.
Emang buk endang gk suntuk apa. Denger-denger anaknya positif covidyaa?Ih ibuk
dirumah aja nanti kami juka tertular tau!”
“Itu temannya anak saya bu, anak saya tidak
kok dan Alhamdulillah dia sehat-sehat aja”
“
kan ibuk serumah nanti ketularan dong, ih sana pulang aja”
“ Maafbuk, anak saya dia masih di kosannya, dia tidak pulang karena mengingat akan hal seperti yang ibuk katakan. “jawab ibuku
“Yaampun buk endang nanti kalau anaknya tertular lalu meninggal di kampung orang bagaimana bu..” sambung buk endang
“ Maafbuk, anak saya dia masih di kosannya, dia tidak pulang karena mengingat akan hal seperti yang ibuk katakan. “jawab ibuku
“Yaampun buk endang nanti kalau anaknya tertular lalu meninggal di kampung orang bagaimana bu..” sambung buk endang
Ahkrinay
ibuku sudah tidak bisa lagi untuk menahan dari pada terjadi keributan ahkirnya
ibu pamit untuk pulang
“saya permisi buk..”
“Hus
buk risma tidak boleh ngomong begitu, bayangin kalau buk risma di posisi buk endang
apakah buk risma ngak sedih, apalagi omongan ibu sampai bawa-bawa kematian.
Harusnya ibuk baca dulu dan pahami dulu seperti apa penyebaran virusnya baru
ngomong, dan tidak semudah itu orang meninggal jika dia positif lagian di sana
juga anak buk endang juga di pantau sama petugas kesehatan”
ujar buk riska
“Iyaa
buk, ingat jodoh, reseki, maut hanya allah yang tau. Mana tau habis ibu balik
maut menghampiri ibu, sebaiknya ibu minta maaf sama buk endang dan juga
berserah diri kepada Allah bukannya termakan hoax dan berlebihan begini buk “ucap
salah satu ibu-ibu yang lainnya.
Tanpa
merekasadri banyak yang hanya takut
tertular akan penyakit di dunia ini, tanpa memikirkan ahkiratnya padahal sudah
dirumah aja masih juga banyak manusia meninggalkan ibdahnyaa.
****
“Bu,
kenapan nangis? Kangen kakak yaa bu ?”
“nak ibu sedih, saat puasa ini kakakmu tidak bisa pulang padahal sebentar lagi orang leabran. Dan kakakmu tidak bisa berkumpul bersama kita nak”
“nak ibu sedih, saat puasa ini kakakmu tidak bisa pulang padahal sebentar lagi orang leabran. Dan kakakmu tidak bisa berkumpul bersama kita nak”
“Iyabuk, anggap aja ini
ujian dari Allah bu, tanpa kita saadari kita bisa lebih berdekat diri dengannya
memohon ampunan bu”
“ Nina benar bu, ini
ujian dari Allah SWT Jika tidak adanya Wabah ini kita tidak mungkin juga
berkumpul bersama dirumah ini.. yaa walaupun satu keluarga kita tidak bisa
pulang tetapikan bisa melihat dia sehat dan tersenyum walaupun Cuma lewat video
bu, lagian raya juga tidak masalahbu, disana juga dia bersama dengan temannya
yang lain yang tidak bisa pulang bu.”
“tapi ibu takut yah,
nanti kalau dia keluar buat beli makanan dan tertular dan nanti di dia sakit
lalu meninggal gimana yah…” tangis
ibupun pecah dengan sesegukan
“Ibu, jangan dengerin tetangga deh. Ibu ingat
raya bilang apa dia diberikan makanan oleh tetangganya disana dan dia
sehat-sehat aja apalagi dia tidak sendirian bu..dan yang paling penting bu,
ujian ini membuat kita seharusnya lebih banyak beribadah dan berserah diri
kepada Allah SWT bukannya malah larut dalam kesedihan bu.. ingat ya bu allah
tidak akan memberikan hambanya cobaan diluar batas kemampuan hambanya”Ujar
ayah mengingatkan ibu
“Nah benar bu kata
ayah, malahan kita bersyukur bu kak raya sehat-sehat aja walaupun tidak bisa
pulang, lagian kak raya bilang dia bisa pulang jika masa karantina di kosan itu
sudah melewati batas 14hari buk dan dia juga diawasi juga sama anggota medis
disana, maka dia lebih bisa dijamin kesehatannya dari pada harus pulang dan
membuat dia terkena di jalanan” ujar ku sambil
menghapus air mata ibuku
“ Untung aja kak raya
sehat bu, bayangin jika ibu ada di posisi orangtua kak ica yang positif itu.
Orang tuanya aja lebih berserah diribu kepda Allah dan mengeluhkesalkan kepada
Allah agar anaknya sehat. Nah sebaiknya kita harus bisa lebih tegar buk, dengan
cara ibadah dirumah aja..dari pada nangis-nangis bu.. allah tau kita kuat
makanya kita di berikan ujian ini bu..”
Ujar andi yang tiba-tiba datang sambil membawa minuman untuk ibunya
“Eh tumben kamu bijak
ndi “ ujarku pada adek ku mengingat dia masih
remaja SMP
Dan
semua ahkirnya tertawa karena sindirian aku kepada andi adik ku satu-satunya
“Ah kakak aku kan udah
dewasa ini, oh iya bu, yah. Tanpa kita sadari manusia hanya mengingat kehidupan
di dunia saja, kebanyakan masih banyak yang tidak beribadah padahal udah ngak
kemana-mana juga kanya” ujar andi
“ begitulah nak sikap
manusia banyak mengejar duni, takut akan wabah virus corona ini tapi tidak juga
mendekatkan diri kepada sang pencipta, padahal saat ini bisa jadi untuk lebih
dekat kepada sang pencipta dan juga kita harus bersyukur nak.. Karena
Alhamdulillah Dirumahaja Mengingatkan kita kepada kematian dan mendekatkan diri
kita kepada Allah SWT.”Jawab ayah
“Yaudah maaf yaa ibu
jadi tidak bersyukur dan mengambil hikmah dari ujian ini, sebaiknya kita sholat
Zuhur berjamaah bentar lagi mau azan yuk..”Ahkirnya
ibu berhenti untuk bersedih dan mengingatkan untuk beribadah.
Tanpa
kita sadari Dunia masih lebih di pentingkan oleh beberapa manusia tanpa
memikirkan ahkiratnya, padahal kehidupan abadi adanya bukan di Dunia melainkan
di Ahkirat.
Penulis : Siska Khairani,2020