Dirumah Mengingatkan ku kepada kematian -->

Dirumah Mengingatkan ku kepada kematian

Sabtu, 06 Juni 2020



Langit cerah seakan menemani hariku untuk beraktifitas hari ini.Sambil melihat ke halaman belakang rumah melihat keluarga sedang duduk bercengkrama bersama. Bukan soal yang membahagiakan melainkan tentang sang virus yang membuat gelisah semua manusia di muka bumi ini, ya itu adalah perkara Covid-19 atau biasa disebut Corona.
Virus yang mewabah kali ini membuat aku dan keluarga bisa berkumpul kecuali satu orang yaitu kakakku,  kak raya tidak bisa pulang karena wabah ini, dan dia merayakn puasanya tahun ini di negri orang. Mau sedihpun juga percumasaja karena itu demi kebaikan dia dan keluarga juga.Karena teman se-kosannya Positif covid-19 dan walaupun dia tidak positif tetapi dia mempertahankan dirinya disana untuk melindungi terkena dampak tersebut saat menju perjalanan pulang.
Apalagi mengingat tetangga yang begitu sangat banyak termakan omongan dan membuat kakaku takut untuk pulang, karena bisa-bisa dia tidak dibolehkan masuk ke komplekrumah karena mendengar kabar soal temannya yang positif itu.Entah mengapa di saat sekarang ini sudah banyaksaja menyebar berita bohong atau hoax, yang sedikit aja ada yang batuk, bersin, langsung dituduh terkena covid-19. Ketakutan itu membuat dampak buruk dan mencemaskan di sekitaran komplek ini, semua orang saling mencurigai satu sama lain, kalau ada yang baru pulang bekerja mereka akan menjadi was-was untuk berselisih dijalan, karena mereka berfikir bisa saja orang itu tertular dijalan, tempat ibadahpun sudah lama kosong.

***

Apalagi saat berbelanja di warungpun mereka masih was-was satu samalain
“Kapansih virus ini lenyap, udah lelah aku dirumah aja ngak ngapa-ngapain masa aku tidur, makan aja ntar aku lama-lama bisa gendutdeh” Ucap bu risma
“Sabar atuh buk, namanya juga ujian dari allah tanpa kita sadari hal itu membuat kita punya waktu berkumpul bersama keluarga dan bisa beribadah dirumah bu’’  yang menjawab adalah ibuku
sabar sih sabarbuk, suntuk tau dirumah aja. Emang buk endang gk suntuk apa. Denger-denger anaknya positif covidyaa?Ih ibuk dirumah aja nanti kami juka tertular tau!”
Itu temannya anak saya bu, anak saya tidak kok dan Alhamdulillah dia sehat-sehat aja”
“ kan ibuk serumah nanti ketularan dong, ih sana pulang aja”

“ Maafbuk, anak saya dia masih di kosannya, dia tidak pulang karena mengingat akan hal seperti yang ibuk katakan. “
jawab ibuku
“Yaampun buk endang nanti kalau anaknya tertular lalu meninggal di kampung orang bagaimana bu..”
sambung buk endang
Ahkrinay ibuku sudah tidak bisa lagi untuk menahan dari pada terjadi keributan ahkirnya ibu pamit untuk pulang
“saya permisi buk..”
“Hus buk risma tidak boleh ngomong begitu, bayangin kalau buk risma di posisi buk endang apakah buk risma ngak sedih, apalagi omongan ibu sampai bawa-bawa kematian. Harusnya ibuk baca dulu dan pahami dulu seperti apa penyebaran virusnya baru ngomong, dan tidak semudah itu orang meninggal jika dia positif lagian di sana juga anak buk endang juga di pantau sama petugas kesehatan” ujar buk riska
“Iyaa buk, ingat jodoh, reseki, maut hanya allah yang tau. Mana tau habis ibu balik maut menghampiri ibu, sebaiknya ibu minta maaf sama buk endang dan juga berserah diri kepada Allah bukannya termakan hoax dan berlebihan begini buk “ucap salah satu ibu-ibu yang lainnya.
Tanpa merekasadri banyak yang  hanya takut tertular akan penyakit di dunia ini, tanpa memikirkan ahkiratnya padahal sudah dirumah aja masih juga banyak manusia meninggalkan ibdahnyaa.

****

Saat pulang tiba-tiba ibuku menangis, dan akupun menghampirinya
Bu, kenapan nangis? Kangen kakak yaa bu ?”
“nak ibu sedih, saat puasa ini kakakmu tidak bisa pulang padahal sebentar lagi orang leabran. Dan kakakmu tidak bisa berkumpul bersama kita nak”
“Iyabuk, anggap aja ini ujian dari Allah bu, tanpa kita saadari kita bisa lebih berdekat diri dengannya memohon ampunan bu”
“ Nina benar bu, ini ujian dari Allah SWT Jika tidak adanya Wabah ini kita tidak mungkin juga berkumpul bersama dirumah ini.. yaa walaupun satu keluarga kita tidak bisa pulang tetapikan bisa melihat dia sehat dan tersenyum walaupun Cuma lewat video bu, lagian raya juga tidak masalahbu, disana juga dia bersama dengan temannya yang lain yang tidak bisa pulang bu.”
“tapi ibu takut yah, nanti kalau dia keluar buat beli makanan dan tertular dan nanti di dia sakit lalu meninggal gimana yah…”  tangis ibupun pecah dengan sesegukan
Ibu, jangan dengerin tetangga deh. Ibu ingat raya bilang apa dia diberikan makanan oleh tetangganya disana dan dia sehat-sehat aja apalagi dia tidak sendirian bu..dan yang paling penting bu, ujian ini membuat kita seharusnya lebih banyak beribadah dan berserah diri kepada Allah SWT bukannya malah larut dalam kesedihan bu.. ingat ya bu allah tidak akan memberikan hambanya cobaan diluar batas kemampuan hambanya”Ujar ayah mengingatkan ibu
“Nah benar bu kata ayah, malahan kita bersyukur bu kak raya sehat-sehat aja walaupun tidak bisa pulang, lagian kak raya bilang dia bisa pulang jika masa karantina di kosan itu sudah melewati batas 14hari buk dan dia juga diawasi juga sama anggota medis disana, maka dia lebih bisa dijamin kesehatannya dari pada harus pulang dan membuat dia terkena di jalanan” ujar ku sambil menghapus air mata ibuku
“ Untung aja kak raya sehat bu, bayangin jika ibu ada di posisi orangtua kak ica yang positif itu. Orang tuanya aja lebih berserah diribu kepda Allah dan mengeluhkesalkan kepada Allah agar anaknya sehat. Nah sebaiknya kita harus bisa lebih tegar buk, dengan cara ibadah dirumah aja..dari pada nangis-nangis bu.. allah tau kita kuat makanya kita di berikan ujian ini bu..” Ujar andi yang tiba-tiba datang sambil membawa minuman untuk ibunya
“Eh tumben kamu bijak ndi “ ujarku pada adek ku mengingat dia masih remaja SMP
Dan semua ahkirnya tertawa karena sindirian aku kepada andi adik ku satu-satunya
“Ah kakak aku kan udah dewasa ini, oh iya bu, yah. Tanpa kita sadari manusia hanya mengingat kehidupan di dunia saja, kebanyakan masih banyak yang tidak beribadah padahal udah ngak kemana-mana juga kanya” ujar andi
“ begitulah nak sikap manusia banyak mengejar duni, takut akan wabah virus corona ini tapi tidak juga mendekatkan diri kepada sang pencipta, padahal saat ini bisa jadi untuk lebih dekat kepada sang pencipta dan juga kita harus bersyukur nak.. Karena Alhamdulillah Dirumahaja Mengingatkan kita kepada kematian dan mendekatkan diri kita kepada Allah SWT.”Jawab ayah
“Yaudah maaf yaa ibu jadi tidak bersyukur dan mengambil hikmah dari ujian ini, sebaiknya kita sholat Zuhur berjamaah bentar lagi mau azan yuk..”Ahkirnya ibu berhenti untuk bersedih dan mengingatkan untuk beribadah.
Tanpa kita sadari Dunia masih lebih di pentingkan oleh beberapa manusia tanpa memikirkan ahkiratnya, padahal kehidupan abadi adanya bukan di Dunia melainkan di Ahkirat.

Penulis : Siska Khairani,2020